Pepatah ‘rajin menabung’ sudah sering kita dengar, bahkan hingga saat ini. Rajin menabung memang banyak manfaatnya. Bukan untuk saat ini, namun untuk masa mendatang yang belum pasti.
Membiasakan menabung sejak dini akan melatih diri untuk bersikap lebih sederhana dan bersyukur. Biasanya, pemasukan seorang pelajar hanya berasal dari uang saku yang diberikan oleh orang tua. Dengan pemakaian yang sesuai dengan kebutuhan, kita dapat menyisihkan sedikit uang yang dapat di tabung untuk mencapai target yang diinginkan. Berikut adalah beberapa tips sederhana menabung untuk pelajar.
1) Menyesuaikan pengeluaran dengan pendapatan
Pemberian uang saku oleh orang tua berbeda-beda jumlah dan jangka waktunya. Ada yang di berikan perhari, perminggu, atau bahkan perbulan. Ada yang secukupnya, dan ada yang di lebihkan. Penting untuk menyesuaikan pengeluaran dan pendapatan untuk mencapai target dalam jangka waktu yang diinginkan.
Jika kita diberikan uang saku perhari, lakukan penyesuaian pengeluaran untuk satu hari. Biasanya uang yang diberikan perhari dapat disisihkan cukup banyak dan lebih simpel dibandingkan perminggu atau perbulan.
Uang saku yang diberikan orang tua biasanya ditujukan sebagai keperluan konsumsi kita selama di sekolah. Keperluan konsumsi memang tidak bisa ditangguhkan dan harus dipenuhi, sehingga pengeluaran perhari itu pasti ada, namun dapat di minimalkan.
Untuk makan, saya menyarankan memilih makanan yang murah dan mengenyangkan. Untuk kebersihan, sebenarnya makanan yang dibuat di sekolah belum tentu terjamin, sehingga memang di sarankan untuk membawa bekal dari rumah. Selain terjaga kebersihannya, dapat mengurangi pengeluaran juga.
Untuk minum, sebaiknya dibawa dari rumah saja untuk meminimalkan pengeluaran. Jika kebutuhan air kamu lebih banyak, bawa botol minum dengan ukuran yang besar agar tidak perlu membeli lagi selama di sekolah.
2) Buat target dalam jangka waktu tertentu
Setelah menyesuaikan pendapatan dan pengeluaran kita, akan diketahui pengeluaran dan pendapatan rata-rata. Dengan pengeluaran dan pendapatan rata-rata, dapat di buat target yang akan membuat kita semakin semangat dalam menabung.
Biasanya, target itu di sesuaikan dengan jangka waktu pemberian uang saku. Jika uang saku di beri perhari, umumnya kita juga akan membuat target untuk satu hari.
Jika perhari di beri uang saku Rp15,000, dan masih memiliki sisa Rp8,000, uang itu dapat kamu jadikan target perhari. Atau jika khawatir dengan pengeluaran mendadak, dapat kamu pasang target Rp5,000 perhari.
Penentuan target jangan terlalu rendah, namun jangan terlalu tinggi. Kita harus tegas pada diri kita sendiri agar tidak lalai dan dapat mencapai target yang di inginkan.
3) Sisihkan uang sebelum berangkat sekolah
Setelah menentukan target, akan lebih baik jika target itu akan benar-benar terpenuhi. Jangan sampai ketika uang saku hari itu sudah habis, kamu malah menggunakan target itu dan menggantinya dengan uang saku yang kamu dapatkan keesokan harinya. Harus selalu berusaha untuk menjadi pribadi yang disiplin.
Untuk menghindari hal itu, ada baiknya jika kamu hanya membawa uang secukupnya dan meninggalkan target kamu di rumah. Dengan begitu, kamu akan mengatur pengeluaran kamu hari itu dengan lebih cermat lagi. Ingat, menyisihkan dan menyisakan itu berbeda, lho.
4) Tingkatkan target
Setelah pengeluaranmu mulai semakin sedikit, penyisihan yang semakin banyak akan meningkatkan target kamu. Ada baiknya jika target akan terus meningkat dalam jangka waktu tertentu atau ketika kamu merasa mampu meningkatkannya.
Itulah beberapa tips sederhana yang saya harap akan membantu pembaca sekalian, terutama para pelajar yang ingin mulai melengkapi kebutuhannya dengan uangnya sendiri. Saya juga akan memberikan pengalaman menabung saya. Semoga membantu!
Pengalaman pribadi
Sejak SMP, orang tua saya mulai memberi uang saku Rp50,000 dalam jangka waktu perminggu. Selama 6 hari sekolah, kurang lebih saya memiliki uang saku Rp8,000 perhari. Dan entah bagaimana pengeluaran perhari saya selalu melebihi batas yang di tentukan sehingga uang saku saya seringkali habis sebelum waktunya. Saat itu hampir setiap hari saya membeli makanan berat seperti bakso, nasi goreng, mi goreng, yang harganya bisa mencapai Rp5,000-Rp7,000. Belum lagi di tambah es teh manis atau es jeruk yang bisa mencapai Rp3,000-Rp5,000.
Kebetulan sejak kecil saya sudah di biasakan menabung. Bukan dari uang yang saya sisihkan, namun saya diberikan ‘gaji’ oleh Papa saya jika saya membantu beliau melakukan pekerjaan kantornya. Biasanya saya menghitung pendapatan karyawan Papa. Dengan pekerjaan sesimpel itu saya diberi imbalan yang cukup besar sehingga tabungan saya saat itu mencapai Rp1,200,000.
Keseringan saya pakai untuk keperluan lain, lama kelamaan uang itu menipis hingga Rp800,000. Saya benar-benar kaget ketika saya ingin mengambil uang, tidak ada yang bisa di ambil lagi.
Naik ke kelas 8, saya memutuskan untuk menabung. Uang saku yang di berikan orang tua saya masih tetap.
Niat menabung saya ternyata tidak sekuat itu. Saya kembali tergiur untuk membeli soto dan minuman dingin seperti sebelumnya. Tanpa disadari pengeluaran saya malah bertambah besar karena lokasi kelas yang cukup dekat dengan kantin sehingga mempermudah akses berbelanja.
Kebiasaan itu tidak berubah hingga saya duduk di kelas 9. Di semester 2 kelas 9, saya mulai menyadari bahwa saya sudah amat-sangat boros dalam pengeluaran. Uang saku yang di berikan orang tua saya tidak berubah. Jika saya tidak memperbaiki diri, boros malah akan jadi kepribadian saya.
Kalau tidak salah uang yang tersisa saat itu Rp200,000-Rp400,000. Saya mulai memperkecil pengeluaran saya sedikit demi sedikit. Memang sangat sulit. Saya hanya bisa menyisakan sekitar Rp2,000 di minggu pertama. Kemudian di minggu kedua saya malah menggunakan tabungan saya kembali sebesar Rp2,000 sehingga saya harus menggantinya minggu depan.
Saya mulai membeli kertas binder dan meletakkannya dalam binder saya. Saya mulai mencatat pengeluaran saya perharinya secara rinci. Saya juga membuat peraturan untuk menyisakan uang saku Rp1,000 perhari, menjadi Rp6,000 perminggunya.
Saya mulai melakukan kebiasaan itu. Setiap pulang sekolah saya selalu mencatat setiap pengeluaran saya. Target yang saya pasang itu awalnya belum berhasil. Kemudian saya kembali memperkecil pengeluaran saya hingga akhirnya target perminggu itu dapat terpenuhi. Saya juga membuat grafik sederhana, dan setiap minggunya selalu terjadi peningkatan. Memang pernah terjadi penurunan yang cukup drastis, tapi saya kembali memperkecil pengeluaran dengan semangat untuk mengembalikan Rp1,200,000 yang telah saya buang secara cuma-cuma.
Di hari minggu, saya selalu menghitung uang saku yang saya sisihkan minggu itu kemudian memasukkannya ke dalam plastik kertas binder dan mengelemnya agar tidak dapat saya ganggu gugat lagi.
Kurang lebih satu semester, saya bisa menyisihkan Rp500,000. Itu merupakan jumlah yang sangat besar menurut saya. Saya benar-benar bersyukur mengetahui target mencapai Rp1,200,000 itu tidaklah mustahil.
Awal masuk SMA, saya di beri uang saku Rp75,000 perminggu. Dengan 6 hari sekolah, kira-kira saya mendapat Rp12,000 perhari. Saya harus menyesuaikan pengeluaran saya dengan sekolah baru ini untuk menentukan target saya ke depannya.
Dengan kebiasaan menabung saya sejak kecil dan menyisihkan sejak satu semester yang lalu, saya dapat menyesuaikan pengeluaran saya dengan cukup baik. Kebetulan saya juga mendapat teman yang tidak membeli makanan berat.
Rp75,000 yang saya dapatkan itu akan dikurangi dengan Rp25,000 yang menjadi target perminggu saya.
Rp75,000 - Rp25,000 = Rp50,000
Dengan uang Rp50,000 itu saya mendapatkan Rp8,000 perhari. Pengeluaran saya perhari biasanya:
3 gorengan (@Rp1,000) = Rp3,000
Atau
1 siomay (@4,000) = Rp4,000
Biasanya saya akan membeli siomay. Jika di bandingkan dengan gorengan, siomay jelas lebih mengenyangkan. Terkadang saya juga merasa kenyang untuk memakan siomay, sehingga membeli gorengan.
Dengan pengeluaran yang seperti itu, saya bisa menyisakan kurang lebih Rp30,000 perminggu. Itupun jika ada keperluan sekolah.
Untuk mengontrol keuangan saya, saya selalu menghitungnya sebulan sekali. Terkadang memang terjadi perbedaan nilai antara uang dan catatan saya, namun akan saya sesuaikan. Karena hal itu sangat merepotkan, saya menyarankan untuk menyesuaikan pengeluaran dengan catatan sesegera mungkin agar tidak terlupa.
Nah, untuk pencatatan ini, dulu saya sempat menggunakan binder kemudian buku kas. Namun karena sepulang sekolah seringkali saya merasa capek untuk menulis hal semacam itu, saya mulai mencari aplikasinya di hp.
Dollarbird. Yap, saya menggunakan aplikasi ini sudah cukup lama. Saya suka menggunakan ini karena sangat simpel di gunakan dan keuangan saya tetap terkontrol. Saya dapat mencatat pengeluaran saya segera setelah saya berbelanja. Aplikasi ini benar-benar membantu.
Berikut adalah beberapa tips menabung untuk pelajar, disertai pengalaman saya secara pribadi. Semoga akan membantu untuk teman seperjuangan yang sedang ingin menabung. Sampai jumpa!